Lucu kalo inget masa-masa itu...hehehe
Bakal ketawa - ketiwi sendiri walaupun ga'ada yang lucu di depan mata. Jaman TK (kepanjangan dr Taman Kanak-Kanan nie...), emang paling ga'ada beban. Bener kata orang , "Masa kanak-kanak itu paling menyenangkan". Karena saat masih kecil, kita ga perlu berpikir keras tentang pelajaran kelas yang makin banyak dengan rumus-rumusnya yang susah. Kita juga ga perlu mikir tentang cinta-cintaan yang bikin tambah pusing. Pastinya juga kita ga perlu berpikir tentang permasalahan hidup dan serba-serbi didalamnya. Yang kita tahu waktu masih jadi anak ingusan cuma pergi ke sekolah ketemu temen-temen buat main, main dan main. Ya...yang ada di pikiran kita cuma senang-senang.Yang dipikirin itu besok mau main apa lagi ya???hehehehe...lucu ya.
Waktu TK dulu umurku sekitar 3,5 tahun.Aku menjalani pendidikan selama 2 tahun di taman kanak-kanak. Perbedaan umur yang hanya satu tahun dengan kakak laki-lakiQ (namanya Probo...) membuat kami selalu sekolah di tempat yang sama dan hanya beda satu tingkatan kelas. Saat aku duduk di kelas Nol Kecil, kakakku duduk di kelas Nol Besar. Kami berangkat dan pulang sekolah bersama-sama.
Banyak hal yang membuatku ga akan pernah lupa masa-masa itu. Bukan karena teman-teman di sekolah yang menyenangkan atau guru-guru yang sangat baik. Tapi ada hal lain...
Latar belakang keluargaku sangat sederhana.Kehidupan kami memang jauh jika dibilang berkecukupan, namun sederhana adalah kata yang mungkin paling pas. Kedua orang tuaku memiliki latar belakang keluarga dan kondisi yang berbeda dan dilain bagian nanti aku pasti akan menceritakan kisah tentang orang tuaku.
Ketika kedua orang tuaku memutuskan untuk menjalani hidup bersama, mereka benar-benar memulainya dari nol. Mengawali keluarga dengan sebuah rumah petak yang mereka kontrak dengan harga cukup murah saat itu. Masa kecil aku dan kakakku memang tidak dikelilingi dengan mainan-mainan mahal dan fasilitas lengkap. Tapi bagi kami yang belum tahu tentang miskin atau kaya, mahal atau murah, hal itu bukanlah sebuah masalah. Yang aku ingat hanya kedua orang tuaku selalu memiliki waktu untuk bermain bersama kami di rumah. Pada intinya aku menyukai masa-masa ketika duduk di taman kanak-kanak atau istilah yang suka kupakai adalah jaman rambutku masih ikal dan kalau pulang sekolah langsung lepas baju lalu pergi bermain hanya dengan menggunakan celana dalam dan kaos singlet. hehehhe...Kisah yang paling aku ingat saat masa itu adalah ketika kami berangkat ke sekolah. Bukan dengan sepeda motor, mobil, ataupun jasa antar jemput yang banyak dipakai teman-temanku saat itu. Tapi kami berdua diantar dengan menggunakan sebuah sepeda tua milik papahku. Mungkin itu satu-satunya benda berharga yang kami miliki saat itu. Setiap pagi papahku rutin mengecek kondisi sepeda,mulai dari ban, rantai, hingga setiap sudut sepeda ia teliti untuk memastikan kondisi sepeda itu baik untuk mengantar kami sekolah. Setelah memeriksa kondisi sepeda, papahku tidak lupa mengisi angin untuk ban sepedanya. Setelah semua selesai dan kami pun sudah siap berangkat sekolah, mamah langsung membawa sepeda itu keluar rumah kontrakan kami. Aku dan kakakku mengikuti dari belakang. lalu kami membonceng. Sebagai adik,aku selalu dapat posisi di depan dan kakakku dibelakangku sambil berpegangan pada pinggangku.
Perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit mamah mengayuh sepeda kesayangan kami menuju sekolah. Perlu diketahui bahwa aku dan kakakku adalah anak sehat dengan berat badan yang cukup berbobot. Jadi pastinya sangat melelahkan jika setiap hari memboncengkan kami ke sekolah melalui jalanan yang banyak tanjakannya pula. Tapi yang selalu aku ingat, mamah ngga pernah ngeluh sedikit pun.
Ketika pulang sekolah pun mamah sudah menunggu di depan sekolah dengan sepeda itu. Kemudian kami pun pulang ke rumah. Dijalan mamah selalu menanyakan apakah kami punya cerita seru mengenai hal yang terjadi di sekolah. Sepanjang jalan pulang adalah saat-saat yang menyenangkan karena kami saling bercerita banyak hal. Aku beruntung karena sejak kecil aku tidak pernah punya rasa malu akan kondisi tersebut. Mungkin karena aku masih kecil dan tidak memahami sesuatu yang mewah ataupun sederhana. Walaupun kami disekolahkan di sekolah swasta yang hampir sebagian besar anak-anaknya diantar jemput dengan mobil atau minimal motor. Tapi aku selalu senang ketika melihat mamah sudah menunggu di luar sekolah saat bel pulang berbunyi dengan memegangi sepeda butut kami itu.
Sampai saat ini sepeda itu masih ada dan menjadi bagian dari kenangan manis yang kami miliki. Kesederhanaan yang mengajarkan tentang kebersamaan, jauh lebih berharga dibanding kekayaan tanpa didasari rasa memiliki satu dengan lainnya. Dari awal aku menyadari bahwa aku bukan anak orang kaya yang bisa meminta berbagai macam hal sesuka hati. Tapi yang lebih aku sadari adalah bahwa aku beruntung berada diantara orang-orang yang bisa membuat diri mereka bahagia dengan segala kondisi yang ada.
Kenangan sederhana yang mungkin hanya bisa diingat dan dirasakan oleh aku pribadi. Namun terlepas dari itu aku hanya ingin berbagi cerita bahwa terkadang untuk merasakan kebahagiaan sifatnya adalah relatif. Tergantung pada bagaimana seseorang menilai apa yang ada di sekitarnya dan bagaimana dia merespon kondisi sekitarnya.
Berkatalah dari dalam hatimu bahwa kamu bahagia, maka kamu akan merasakan hal itu. Meskipun mungkin kondisi sekitar membuatmu menangis.
|
Waktu aku TK... |
"BEING HAPPY IS EASY..."